BTemplates.com

3/recent-comments

SEJARAH SINGKAT DESA SEGONG


Sejarah singkat Desa Segong

Desa Segong merupakan desa yang wilayahnya amatlah Luas. Asal usul Desa Segong menurut Cerita orang tua zaman  dahulu, Desa Segong semula bernama Cipancur. Wilayah cipancur ini dahulu berada diwilayah dataran bawah jauh dari tempat sekarang masyarakat bermukim dan berada dipinggiran sungai. Pada zaman dahulu di wilayah Cipancur ini berdirilah beberapa rumah yang hanya dihuni oleh beberapa masyarakat saja.
Sebelum terbentuk Desa Segong, wilayah ini bernama Cipancur yang jumlah penghuninya masih sedikit. Konon berdasarkan cerita para sesepuh Desa Segong mengisahkan bahwa sekitar abad 16M, awal mula nama Desa Segong berasal dari kisah datangnya para Syeh. Dimana Syeh ini berjumlah 9 (Sembilan) orang yang berasal dari berbagai pelosok negri, yaitu seperti Mataram, Demak, Kudus, Pribumi (Kuningan), Cirebon. Kesembilan Syeh dari berbagai pelosok negeri ini datang ke wilayah Cipancur bertujuan untuk menyebarkan ajaran agama islam, karena memang seperti yang kita ketahui pada tempo dulu banyak tersebar ajaran agama Hindu-Budha, maka dari itu menyebarlah para Syeh untuk menyebarkan agama Islam seperti ke wilayah cipancur ini.
Seiring berjalannya kehidupan bermasyarakat antara masyarakat cipancur dengan ke Sembilan syeh pada tempo dulu, yang bisa dibilang rukun dan terjalin dengan sangat harmonis. Kemudian tersiar kabar ada 2 (dua) orang kakak beradik dari kerajaan lain yang diketahui bahwa itu merupakan dari kerajaan Demak yang sedang beradu jajaten (kesaktian), dimana kakak beradik ini beradu kesaktian dengan cara mencari dan membuat jalan air dari suatu wilayah ke sebuah gunung. Mendengar kabar yang tersiar tersebut, para Syeh (9 orang) langsung merenung dan berfikir tentang kabar tersebut. Dimana apabila kerajaan tersebut melintas dan memperbesar serta membendung sungai dekat dengan wilayah Cipancur maka tidak lama kemudian wilayah tersebut akan tenggelam, hancur dan tidak ada.
Mendengar kabar tersebut dan selesainya berunding bersama syeh-syeh yang Sembilan orang tersebut, maka ke Sembilan syeh ini mengajak dan meminta masyarakat cipancur yang berada dipinggiran sungai agar pindah ke wilayah lebih tinggi supaya terhindar dari bencana air meluap, karena berdasarkan kabar berita setelah dibuatnya jalan air yang besar itu, Sungai didekat wilayah Cipancur ini akan dibendung dan Khawatir akan meluapnya air tersebut ke wilayah cipancur.
Berdasarkan ajakan yang sangat ramah dan perlahan yang dilakukan oleh ke Sembilan Syeh, akhirnya setelah beberapa kali mengabarkan, dan mengajak masyarakat dan sesepuh cipancur mau mendengarkan apa-apa yang dikatakan oleh Syeh dan secara tidak langsung masyarakat cipancur berpindah ke tempat yang lebih tinggi, dan ditempat yang lebih tinggi dibuatkan balai untuk berkumpul dan juga Masjid untuk beribadah oleh ke-9 Syeh yang berdumuk diwilayah Cipancur ini.
Akhirnya perjalanan bermasyarkat dan bersosial masyarakat dengan para syeh berjalan dengan harmonis, makmur, sejahtera, dan juga masyarakat merasakan kebaikan dari para Syeh yang merasa masyarakat telah terbantu dan terperhatikan oleh para Syeh karena sudah tertolong dari bencana meluapnya air, dari sanalah orang-orang mengganti dan memberikan nama baru yang tadinya bernama Cipancur diganti menjadi “Syeh-Agung”. Yang mana hal itu berarti wilayah tersebut merupakan wilayah yang diselamatkan dan dibuka oleh para syeh yang amat besar pemikirannya. Jadi pada intinya berarti Desa yang wilayahnya terdapat Syeh-syeh (9 orang) yang berjiwa besar.
Dari sejak itu wilayah Cipancur bernama “Syeh-Agung”, yang sampai sekarang seiring perjalanan waktu nama Desa ini berganti-ganti sesuai dengan EYD bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi Shyehgoongh, Shegoongh, Segoongh, dan Segong sampai dengan sekarang.
Dan seiring berjalannya waktu, masyarakat Segoongh sering berkumpul dibalai yang kemudian balai tersebut berganti nama menjadi balai desa, dan dimana setiap balai itu harus memiliki seorang kepala balai maka dibentuklah dan dipilihlah kepala balai yang pertama yaitu kuwu Ireng. Kuwu ireng merupakan kuwu yang sangat tegas dan bijaksana terhadap masyarakatnya, beliau membuka lahan pekerjaan berupa lahan pertanian untuk masyarakatnya dan beliau juga banyak membeli tanah untuk memperluas wilayah Desa Segong.
Dulu desa segong termasuk desa yang paling luas diantara desa-desa yang ada pada masanya, luas desa segong hampir tiga kali lipatnya dari luas desa segong sekarang, Menurut cerita sesepuh desa segong, yang pada masa itu sebagai orang yang tahu dan terlibat dalam kepemerintahan desa segong tersebut yang pada itu dikepalai oleh seorang kuwu yang bernama kuwu Ireng.
Namun akibat dari perjanjian kuwu tersebut diatas karena merasa terlalu luasnya daerah yang dia pimpin membuat suatu saembara atau perjanjian dengan ucapan yang menurut cerita pembagian wilayah desa dengan menggunakan suara cambuk (cemeti) yang pada saat itu suara cambuk sang kuwu sampai terdengar jauh keluar desa sehingga suara cambuk tersebut dijadikan patokan ciri dari luas wilayah desa oleh kuwu tersebut. Kuwu Ireng memutuskan sampai dimana suara cambuk tersebut itu adalah luas daerah kekuasaannya, dan diluar itu bukan daerahnya. Sampai berdirinya patok-patok daerah desa, yang sampai saat ini dijadikan batas wilayah desa.
Sayembara Kuwu ireng tersebut terjadi ketika masyarakat Segong tempo dulu sedang melakukan pesta rakyat setelah panen raya, kemudian datang dari wilayah barat (ciwaru) yang membawa kabar berita dan menyampaikan kepada Kuwu Ireng bahwa di wilayah Ciwaru ada yang meninggal Dunia. Karena merasa sedang nanggung dan cuaca sudah larut malam. Akhirnya keputusan singkat dan cepat yang diambil oleh Kuwu ireng memerintahkan agar segera menguburkannya dan segala urusannya diurus belakangan. Karena merasa capek dan terlalu luasnya wilayah Segoong maka tercetuslah Sayembara tersebut.
Sampai berakhirnya jabatan kuwu Ireng tersebut dan turun kepada putra pertamanya yaitu kuwu Natta, dan terus berlanjut keputranya yaitu kuwu Aman nata dijaya, terun ke a. syarifudin, Edi dadang, Bahrudin dan sampai saat ini dijabat oleh Dede rukman yang kepemimpinannya berubah menjadi kades (kepala desa) sampai tahun 2016.
SUSUNAN PEMERITAHAN
Susunan Pemerintahan tidak tercatat tahun dari awal, karena terbatas Informasi yang bisa dihimpun, susunan pemerintahan Desa Segong Yang tercatat adalah :
1.          Kuwu Ireng semasa hidup
2.         Kuwu nata semasa hidup
3.         Kuwu Aman nata Dijaya Tahun 1962 s/d 1986
4.         Kuwu Ahim Syarifudin Tahun1986 s/d 2001
5.         Kades Edi dadang Tahun 2001 s/d 2006
6.         Kades H Bahrudin Tahun 2006 s/d 2010 separuh perjalanan karir
7.         Kades Dede Rukman Tahun 2010 s/d 2015.
8.         Pj. Kades Jusroni Tahun 2016.
9.         Pj. Kades Carlan Tahun 2017.
10.       Kades Memed Moh Husen (Sbg. Kepala Desa Terpilih Tahun 2017).





Perowi         : Bpk. Casmadi.
Penulis         : Ade Mulyana Rahman
Share:

0 Post a Comment:

Post a Comment

Categories

Recent Posts

{getWidget} $results={3} $label={comments} $type={list}

Unordered List

Definition List

3/Business/post-per-tag